Ketika Satu Sayapku Patah

Hari itu tepatnya tanggal 7 Februari 2014, Tuhan sedang menurunkan berkahnya ke bumi dengan menurunkan air hujan dan akupun sedang bersiap untuk mengais rezeki yang sudah dipersiapkanNya untuk ku hari itu. Pukul 5.30 pagi akupun membangunkan Ibuku--salah satu sayapku--, untuk membersihkan tubuhnya, mempersilahkan beliau minum dan makan, serta berpamitan. Aah tapi Allah SWT berkehendak lain. Sejak pagi itu Ibuku tidak perlu ku persiapkan makan dan minum nya, tidak perlu ku bangunkan tidurnya, dan hari itu adalah hari terakhir aku memandikan tubuhnya.

Dirinya yang dulu selalu kuat atas setiap rengekanku, yang tidak pernah letih mendengar ocehanku, dan yang tak pernah putus asa mendoakan ku, telah kembali ke penciptanya.

Rasa sedih, kecewa, marah, benci, dan menyesal semua ada didalam hati, dan tidak ada apapun yang bisa aku lakukan kecuali berharap ini adalah mimpi. Tapi sayang, ini adalah kenyataan bahwa setiap yang bernyawa akan kembali kepada penciptanya, Allah Azza Wajalla.

Sekarang aku masih belajar bagaimana caranya agar aku tetap dapat terbang setinggi-tingginya dengan satu sayap, menjaga sebenar-benarnya satu sayapku yang masih ada ini. Tapi aku yakin, walau hanya dengan satu sayap, satu sayapku ini bisa membuatku terbang setinggi-tingginya melewati awan dan langit tertinggi. Insya Allah

Komentar

Postingan Populer